Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam hal ini, sebelum membahas tentang pengaruh ceramah
agama terhadap akhlak, maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian komunikasi yang sangat erat kaitannya dengan pengaruh ceramah agama yang telah disebutkan diatas.
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian pernyataan seseorang kepada orang lain. Dari proses itu memerlukan sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan terjadinya
komunikasi. Komponen itu ada adalah komunikator, komunikan, pesan, media dan efek. Menurut Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, yang dimaksud dengan komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Maksud dari pengaruh dakwah adalah usaha untuk mengadakan perubahan atau perbaikan kepada masyarakat yang menjadi obyek dakwah dengan jalan mengadakan beberapa kegiatan yang bersifat keagamaan.
Dengan mengadakan berbagai aktivitas dakwah baik dengan memberikan nasehat-nasehat lewat ceramah, khutbah, maka para da’i berusaha mengadakan perubahan dalam hal akhlaqul karimah.
Sebagaimana yang dikatakan HM. Arifin dalam bukunya “Psikologi Dakwah” yaitu:
“Dalam proses kegiatan dakwah dimana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sosial, yang melibatkan sikap dan kepribadian para da’i dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa
manusia hidup yang punya sikap dan kepribadian pula. Disinilah akan terlihat adanya hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara da’i dan sasaran dakwah.
Oleh karena pengajian dengan materi akhlak adalah merupakan bentuk dakwah Islamiyah, maka pengaruh yang diharapkan dari kegiatan tersebut tentu sesuai dengan apa yang diharapkan dari kegiatan dakwah yaitu adanya perubahan yang terjadi pada diri obyek setelah menerima pesan dakwah yang telah disampaikan.
Oleh karena dakwah sebagai agen pembentuk dan perubahan masyarakat, maka dakwah jelas mempunyai peranan dan pengaruh yang cukup luas dalam kehidupan masyarakat.
Dakwah itu tidak hanya sebagai sarana komunikasi massa yang hanya akan memberikan pesan apa adanya saja, baik maupun buruk, akan tetapi dakwah lebih dari itu, yakni akan berkomunikasi dengan masyarakat dengan ketegasan pandang, bahwa yang baik harus dimenangkan dan jelek harus dikalahkan (amar ma’ruf nahi munkar), maka dari itu harapan dari dakwah ialah membentuk masyarakat yang lebih baik dari sebelum dilaksanakannya dakwah.
Berbicara mengenai pengaruh dakwah, terlebih diketahui pengaruh komunikasi dalam arti yang luas sebagaimana dikemukakan oleh Drs.Jalaluddin Rahmat, bahwa diharapkan setelah komunikasi berlangsung terjadi efek sebagai berikut:
a. Efek Kognitif, ini terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami atau dipersepsi khalayak, efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.
b. Efek Efektif, terjadi apabila ada perubahan pada yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nisli.
c. Efek Behavioral, ini menunjukkan pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
Berpijak dari uraian-uraian tersebut diatas dapatlah disimpulkan, bahwa yang diharapkan dari efektifitas dakwah adalah:
a. Adanya perubahan pada pemahaman, pengetahuan dan pengertian (efek kognitif)
b. Adanya perubahan pada sikap (efek efektif)
c. Adanya perubahan pada pengamalan, tindakan, perbuatan atau tingkah laku (efek behavioral)
Untuk lebih jelasnya tiga efek dari perubahan yang ditimbulkan dari adanya kegiatan dakwah, akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh dakwah terhadap perasaan
Pemahaman terhadap pesan dakwha terjadi pada obyek dakwah setelah adanya proses berfikir, dan dakwah dianggap berpengaruh terhadap pemahaman obyek dakwah, apabila onyek dakwah
memahami dan mengerti terhadap pesan dakwah yang telah disampaikan oleh subyek dakwah (da’i) terlepas dari diamalkan atau tidak.
Memahami pesan dakwah, berarti mampu menginterpretasikan isi dari pesan dakwah tersebut di dalam tatacara berfikirnya. Dan untuk mempengaruhi pemahaman obyek terhadap pesan dakwah, diperlukan
kemampuan seorang da’i didalam melaksanakan dakwahnya, misalnya kemampuan menggunakan metode, menggunakan bahasa yang baik dan mudah difahami, atau menggunakan tehnik lain yang mampu merangsang terhadap daya pemahaman obyek.
Sebagaimana dikemukakan oleh Toto Tasmara dalam bukunya ”Komunikasi Dakwah”, “Memang benar, bahwa tidak ada orang yang identik, baim dalam hal pengalaman, pengetahuan, emosi maupun cara
berfikir. Tetapi dengan mengetahui semaksimal mungkin latar belakang dan kerangkan pandangan seseorang, setidak-tidaknya seorang komunikator dapat merencanakan suatu strategi tertentu di
dalam melaksanakan melancarkan komunikasinya, agar tidak terlalu jauh dengan daya tanggap, atau kemampuan menginterpretasikan dari komunikasinya”.
b. Pengaruh dakwah terhadap sikap
Perubahan sikap seseorang dapat dilihat dari intensitas seseorang dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya, baik di luar maupun di dalam kelompoknya. Karena di dalam interaksi tersebut
juga terjadi proses komunikasi, maka juga bisa dikatakan sejauhmana seseorang terlibat di dalam komunikasi, sehingga dari kegiatan komunikasi ini akan menambah pengalaman-pengalaman yang
kemudian akan membentuk sikap seseorang.
Begitu halnya dengan dakwah, karena dakwah adalah bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan ajaran Islam, maka pengaruhnya terhadap sikap juga harus membentuk sikap obyek dakwah yang Islami pula.
Toto Tasmara mengatakan dalam bukunya “Komunikasi Dakwah”, faktor-faktor yang menunjang perubahan sikap adalah:
1) Situasi intern (daya selektifitas)
2) Faktor ekstern (interaksi sosial) hal ini meliputi:
a) Bagaimana isi pesan yang diterimanya
b) Siapa orang yang menyokong isi pesan tersebut
c) Bagaimanakah hubungan pesan yang diterima dengan norma-norma kelompoknya apakah cukup menguntungkan atau malah menimbulkan tantangan.
d) Dalam situasi bagaimanakah pesan itu disampaikan, atau bagaimana caranya.
Maka dari itu perubahan dan pembentukan sikap akan selalu dihubungkan dengan pengamalan dan pandangan seseorang khususnya dalam hubungannya dengan norma-norma kelompoknya. Mungkin
sekali pesan itu dapat diterima, difahami oleh seseorang tetapi apabila dia memperhitungkan untung rugi, dan kemungkinan kurang acceptable dari ukuran norma kelompok, sering kali pesan itupun belum mampu merubah atau membentuk sikapnya.
Dalam hubungan inilah seorang komunikator harus mampu melihat indikasi total dari komunikannya, mengadakan pendataan dari latar belakang kelompoknya, termasuk di dalamnya norma-norma sosial,
budaya dan juga yang bersifat ekonomis. Sehingga dalam proses komunikasi, sering kali kita lebih mudah untuk menyampaikan suatu pesan hanya pada tingkat memberi informsi saja.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sikap itu bisa dirubah dan dibentuk, sedang perubahan tersebut terjadi melalui proses pengalaman yang lahir melalui komunikasi (interaksi), maka
dakwah sebagai bentuk komunikasi yang memiliki berbagai perangkat pesan, metode, dan lainnya juga mampu merubah sikap seseorang sesuai dengan pesan yang disampaikan.
c. Pengaruh dakwah terhadap tingkah laku
Dakwah disamping berpengaruh terhadap pemahaman dan sikap juga berpengaruh terhadap tingkah laku obyek (pengalaman), dan ini sebagai realisasi dari apa yang difahami dan dimengerti dari pesan
dakwah menjadi perbuatan nyata atau secara umum dakwah dikatakan berhasil atau berpengaruh terhadap tingkah laku, apabila obyek dakwah sudah mau menjalankan ajaran Islam dan mau menjadikan
Islam sebagi tradisi kehidupannya.
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa tingkah laku atau pengamalan adalah sebagai bentuk realisasi dari pemahaman terhadap suatu bentuk pesan. Oleh karena itu pengamalan disini sangat erat kaitannya dengan kesadaran individu (faktor psikologis) di samping faktor petunjuk atau hidayah.
Akan tetapi secara psikologis, apabila orang sudah memahami serta mengerti tentang sesuatu maka ia akan cenderung untuk mengamalkannya dalam bentul riil (pengamalan) apalagi kalau hal tersebut dianggap baik dan menguntungkan bagi dirinya, dan apabila hal yang demikian ini terjadi dalam dakwah, maka dengan demikian berarti dakwah telah berpengaruh terhadap tingkah laku.