a. Kritik Kapitalisme
Kritik kapitalisme ini digunakan untuk membuktikan bagaimana cara kerja kapitalisme dalam menindas kaum buruh untuk mendapatkan keuntungan pribadinya, dan selain itu juga memprediksi secara ilmiah bagaimana kapitalisme pasti akan tumbang.
1) Teori nilai lebih
Bagaimana kapitalisme menghisap kaum buruh, maka teori nilai lebih yang akan menjelaskan. Dalam teori nilai komoditi atau nilai pekerjaan disebutkan bahwa nilai barang yang diproduksi setara dengan nilai jumlah pekerjaan yang dimasukkan ke dalam produksinya.
Jumlah pekerjaan itu tidak lain dihasilkan oleh tenaga kerja, maka tenaga kerja ini pun memiliki nilai tersendiri. Dalam teori nilai kerja disebutkan bahwa nilai tenaga kerja memiliki kesamaan dengan nilai setiap komoditi, yakni diukur dari jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk menciptakannya. Sehingga nilai tenaga kerja adalah setara dengan nilai seluruh komoditi yang diperlukan oleh buruh agar ia hidup, agar dapat memulihkan tenaga, memperbarui atau menggantinya ketika ia tidak mampu lagi bekerja. Itu kemudian setara dengan jumlah nilai makan-minum, pakaian, rumah, dan semua kebutuhan si buruh dan keluarganya. Buruh akan dibayar secara equivalen jika sesuai dengan apa yang diberikan oleh buruh.
Namun sayangnya kapitalisme memanfaat itu untuk menghasilkan laba, kaum kapitalisme memanfaatkan apa yang disebut nilai lebih. Jadi misal buruh diminta produksi 4 buah produk yang senilai 100.000 pada nilai pekerjaannya dalam 8 jam. Namun nyatanya buruh dalam jam itu buruh telah menciptakan 6 bauh produk, maka tetap buruh digaji setara 4 buah produk tadi. Dari situlah kapitalisme memainkan diferensiasi antara nilai yang diproduksi selama satu hari oleh pekerja dengan biaya pemulihan tenaga kerjanya. Inilah logika singkat bagaimana kapitalisme menghisap darah dan keringat kaum proletar.
2) Krisis kapitalisme
Kaum kapitalisme hidup dan berkembang dengan menghisap hasil kerja kaum buruh. Jika kapitalnya besar maka kemampuan hisapnya besar, dan besar pula kekuatan bersaing menghauncurkan lawan, sehingga ia memonopoli kehidupan ekonomi, sosial dan politknya.
Namun apa yang terjadi setelah itu adalah terjadi kehancuran kaum kapitalisme yang lebih kecil, dan bergabung dalam kelas buruh. Buruh semakin banyak, lapangan kerja sempit, makin kecil mereka akan mendapatkan penghasilan. Dengan demikian terjadilah pelemahan daya beli. Akhirnya terjadilah kelebihan produksi kaum kapitalis yang selanjutnya disusul dengan krisis ekonomi. Kehancuran kapitalisme pun tidak terelakkan.
Karl Marx kemudian melanjutkan bahwa sentralisasi alat-alat produksi dan pensosialan pekerjaan mencapai titik di mana mereka tidak dapat didamaikan lagi dengan selubung kapitalis. Mereka meledak, tibalah saat kehancuran hak milik pribadi. Para perampas akan dirampas. Maka dari sinilah masyarakat sosialisme mengambil alih dan terus berkembang menjadi masyarakat komunal modern atau Komunisme.
|
Politik Ekonomi |
b. Cita-cita ekonomi-politik
Dialektika historis diramalkan oleh Karl Marx menggambarkan bahwa masyarakat kapitalisme akan mengalami kontradiksi internalnya sehingga memicu terjadinya revolusi sosial menuju masyarakat sosialisme-Komunisme. Jika pada masyarakat fase-fase sebelumnya hingga kapitalsme kontradiksi selalu terjadi sebab hubungan-hubungan produktif yang berpusat untuk kepentingan beberapa orang, maka masyarakat sosialisme-Komunisme akan mengakhiri kontradiksi internal dengan membangun sistem hubungan-hubungan produksi yang baru. Karl Marx menyebutkan hanya kepemilikan alat-alat produksi oleh masyarakat bersamalah yang dapat menciptakan sistem baru dalam hubungan-hubungan produktif berdasarkan produksi untuk penggunaan bersama, bukan untuk keuntungan perseorangan sebagaimana sistem kemasyarakatan sebelumnya.
Untuk mencapai cita-cita tersebut Karl Marx menyebutkan ada dua fase akhir dari peradaban sistem sosial yang menggantikan kapitalisme. Pertama, yakni setelah revolusi masyarakat akan masuk pada fase sosialisme atau masa kediktatoran proletariat, dan Kedua adalah fase penyempurnaan yang disebut masa Komunisme penuh.
Fase sosialisme atau kediktatoran proletariat ini ditandai oleh proletarisasi kaum borjuis. Golongan borjuis ini akan diberikan pekerjaan yang sejalan dengan waktu juga akan diubah cara pandang mereka sehingga menjadi anggota proletar yng baik. Lebih lanjut kediktatoran proletariat ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Negara berada di tagan kaum proletar
2) Ekonomi dikelola oleh negara
3) Tumbunya kesadaran sosialis-orang bekerja dengan sedikit rangsangan insentif
4) Meningkatkan persamaan
5) Meningkatkan produktifitas produksi
6) Pembagian hasil sesuai dengan yang dilakukan pekerja
7) Hilangnya kelas-kelas secara bertahap
8) Ekonomi yang tumbuh kuat.
Inilah sifat-sifat dari negara sosialisme yang dipandang sebagai jembatan menuju fase selanjutnya, yakni masyarakat Komunisme penuh.
Adapun masyarakat Komunisme penuh yang dianggap cita-cita akhir dari perjuangan kaum proletar adalah sebagai berikut:
1) Distribusi pendapatan sesuai dengan kebutuhan, tidak lagi sesuai dengan kerja buruh
2) Setiap orang melakukan pekerjaan fisik sebanyak pekerjaan intelektual
3) Kesadaran sosialis yang tinggi, orang bekerja tanpa insentif
4) Tidak ada uang
5) Tidak mengenal kelas-kelas sosial
6) Meluaskan persamaan, tetapi bukan persamaan mutlak
7) Perbedaan antara kedudukan menghilang, sehingga tidak ada perbedaan sosial antara kota dan pedesaan
8) Negara bertambah buruk
9) Produktivitas sangat tinggi, sehingga hasil yang ada cukup memenuhi kebutuhan
10) Ekonomi komando
11) Ekonomi dikelola dengan ikatan produsen yang sama dan bersifat bebas
12) Sistem yang pertama kali ditunjukkan oleh Stalin adalah meliputi seluruh dunia.
Disebukan bahwa negara memburuk, dalam arti negara dalam bentuk konvensional yang dikenal di negara-negara kapitalisme akan lenyap seiring dengan hilangnya kelas-kelas sosial. Negara akan digantikan oleh “administration of things” yang artinya sistem ekonomi masyarakat akan diorganisir oleh suatu komite “ikatan produsen yang sama dan bebas”. Komite ini dibentuk dengan pemilihan, dan bertugas untuk mengumpulkan data tentang kapasitas produksi daerah dan kebutuhan publik. Komite ini menetapkan prioritas dan tujuan bagi berbagai sektor baik pertanian maupun industri. Komite ini yang akan menetapkan apa saja yang diproduksi, berapa jumlahnya dan bagaimana hasil produksi ini akan dibagi. Ini dapat berjalan sebab mengasumsikan keberlimpahan produksi.
3. Revolusi Kelas Kaum Proletar
Sistem masyarakat kapitalisme akan menyebabkan kontradiksi-kontradiksi di dalamnya yang pada puncaknya melahirkan perjuangan revolusi kelas proletar terhadap kaum borjuis. Akan ada dua jenis revolusi yang akan terjadi, revolusi politik dan kemudian disusul revolusi sosial. Revolusi politik berupa upaya untuk merebut kekuasaan oleh kaum proletar. Setelah itu kemudian revolusi sosial yang berupa perubahan-perubahan hubungan hak milik dalam masyarakat, yang kemudian diikuti perubahan-perubahan suprastruktur mengikuti perubahan-perubahan yang dimaksud.
Dalam Communist Manifesto disebutkan bahwa revolusi akan berjalan dengan keras. Hal ini terjadi sebab kekuatan produksi melampaui lembaga sosial, ekonomi dan politik, pemilik alat-alat produksi tidak akan rela membiarkan sejarah berjalan ke arah yang tidak diinginkannya. Kelas borjuis sangat percaya bahwa sistem yang berlaku itu merupakan yang paling efisien, paling adil dan secara filosofis sesuai dengan hukum alam dan tuhan.
Pengikut Karl Marx terutama Lenin kemudian mengembangkan taktik dalam revolusi tersebut. Lenin menyumbangkan ide tentang kebutuhan partai revolusioner yang profesional. Kebutuhan ini didasarkan bahwa kaum proletar tidak mampu mengendalikan peranannya sebagai golongan revolusioner. Mereka sebagai individual tidak sanggup mengenali peran sejarah mereka sebab telah disibukkan urusan mempertahankan hidup. Oleh karenanya harus ada partai yang disusun oleh orang-orang yang memiliki kesadaran revolusioner. Kemudian partai harus menunjukkan jalan dan memimpin kaum proletar menuju tujuannya. Partai akan membangkitkan kesadaran tersebut, menyatukan para buruh dan menggabungkannya menjadi kekuatan perubahan yang besar.