Setiap daerah perlu melakukan perkiraan dan proyeksi kebutuhan alokasi belanja daerah dalam jangka menengah untuk mencapai Visi-Misinya. Perkiraan ini penting untuk menentukan langkah strategis penyediaan anggaran sekaligus kemungkinan alokasinya setiap tahun. Dalam penyusunan anggaran setiap tahun, daerah harus mampu menyusun anggarannya dengan prinsip-prinsip anggaran kinerja (budget performance), yaitu alokasi anggaran yang dikaitkan dengan hasil yang ingin dicapai. Untuk itu dalam proses penganggaran, pemerintah daerah dituntut untuk menyertakan informasi tentang sasaran, tujuan, prioritas pada tahun fiskal tertentu. Dengan demikian anggaran kinerja disusun dengan menghubungkan pengeluaran dengan hasil yang diinginkan.
Secara umum Bidang-bidang Pembangunan dituangkan dalam 21 bidang yaitu adminitrasi umum pemerintahan, pertanian, perikanan dan kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, sosial, penataan ruang, pemukiman, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan, olahraga, kepariwisataan, dan pertanahan.
|
Bertumbuh |
Anggaran kinerja diarahkan pada pemilihan program atau kegiatan yang terukur dan menyertakan kegiatan yang menjadi skala prioritas, kebutuhan atau tugas pokok dan fungsi dari
lembaga pemerintah. Pada langkah-langkah pemilihan program/kegiatan serta penganggaran tersebut dicantumkan Visi-Misi daerah sampai dengan tujuan kegiatan sehingga tersusun anggaran. Untuk mengerucutkan kegiatan agar mendukung Visi-Misi secara efektif dan efisien, daerah memerlukan langkah yang lebih operasional, yaitu secara keseluruhan dan integratif menyusun prioritas dan memilih program/kegiatan, serta menetapkan anggarannya.
Berdasarkan masalah daerah dan perkembangan indikator utama pembangunan, maka proporsi belanja langsung untuk kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, dan pembangunan ekonomi dan untuk infrastruktur maupun suprastruktur (pranata) perlu direalokasikan kembali. Perlu diidentifikasi bidang-bidang yang relatif cepat memberikan daya akselerasi.
Angka perkiraan proporsi biaya ditingkat pemilihan kegiatan dikemudian hari harus dipahami secara jelas, artinya belanja untuk pembangunan pendidikan tidak berarti khusus dilakukan oleh sektor pendidikan saja, namun dapat dilakukan oleh sektor lain selama kegiatan tersebut saling terkait (integratif) dan saling mendukung. Misalnya pembangunan infrastruktur, pola pemilihan kegiatannya terutama harus memandang titik masuk (entry point) dari masalah ekonomi, pendidikan dan/atau kesehatan. Demikian juga dengan belanja untuk pembangunan suprastruktur (pranata).
ADS HERE !!!