Perkembangan dunia bisnis sekarang ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Pengelolaan perusahaan yang baik dapat meningkatkan keuntungan dan dapat mengurangi tingkat resiko kerugian perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa depan. Perusahaan sebagai entitas ekonomi biasanya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dalam jangka pendek perusahaan bertujuan memperoleh laba secara maksimal. Sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan.
Adapun beberapa tujuan didirikannya sebuah perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar - besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Tujuan yang paling penting bagi perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan harga saham perusahaan. Namun naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri.
Dari data yang diperoleh menunjukkan fenomena yang sama yaitu terjadinya penurunan dan kenaikan harga saham pada penjualan yang mengakibatkan naik turun pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepasar perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah melalui tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance dan tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility.
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Adapun Setelah tertekan hingga 2,54% pada hari sebelumnya, IHSG akhir pekan kemarin bergerak fluktuatif ditutup flat di 4700,22. Aksi ambil untung lanjutan atas saham-saham unggulan yang sensitif interest rate seperti ASII, BBRI dan TLKM diimbangi dengan aksi beli dadakan atas sejumlah saham batubara dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) pada menit terakhir perdagangan. Aksi ambil untung terutama dimotori pemodal asing yang mencatatkan nilai penjualan bersih Rp349,7 miliar. Dilihat sepekan IHSG anjlok3,66% setelah pekan sebelumnya lompat 4,11% dipicu euforia pencalonan Jokowi sebagai capres. Pasar sepekan terutama digerakkan sentimen kawasan dan global terkait isu kenaikan bunga The Fed yang lebih cepat dari perkiraan, krisis Ukraina-Rusia, dan memburuknya perkembangan ekonomi China tahun ini. Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan China dari 7,6% menjadi 7,3% tahun ini. Sedangkan dari domestik, euforia Jokowi sebagai capres mulai meredup di pasar, sebaliknya pasar mulai rasional mencermati tantangan ekonomi domestik tahun ini. Namun dalam jangka pendek pergerakan IHSG masih ditopang katalis positif rilis laba 2013 dan antisipasi pembagian dividen yang cukup besar yang dimotori emiten BUMN.
Memasuki perdagangan awal pekan terakhir Maret, IHSG diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan terkoreksi. Faktor resiko berasal dari eksternal terkait isu geopolitik di Ukraina dan perlambatan ekonomi China yang akan diiimbangi dengan isu individual seperti pembagian dividen emiten. IHSG akan bergerak dengan support di 4660 dan resisten di 4730.
|
GCG Perusahaan |
Naik turunnya harga saham dalam kedua fenomena ini mampu membandingkan harga saham yang ada di pasar modal. Pasar modal Indonesia pada pertengahan Januari lalu mengalami keguncangan yang pemicunya berasal dari anjloknya harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sekitar 23,3 persen dalam satu hari perdagangan menyusul rumor skandal kinerja korporasinya.Saham BUMN distribusi dan transmisi gas yang harga pembukaannya pada 12 Januari pada posisi Rp9.650 pada penutupan hari yang sama menjadi Rp7.400 per saham (turun Rp2.250). Kejutan penurunan harga saham yang memiliki kode perdagangan di lantai bursa PGAS itu tak pelak lagi menyeret kondisi jual saham -saham lainnya sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) ikut ditutup anjlok 25,80 poin atau 1,51 persen menjadi 1.678,044, yang merupakan posisi terendah sepanjang tahun 2007. "Kalau tidak ada sistim "auto reject halting" (penghentian perdagangan saham secara otomatis) BEJ, saham PGN ini kemungkinan akan terus merosot lebih dalam lagi," kata pengamat pasar modal Edwin Sinaga.
Kejutan terparah di awal tahun ini terjadi akibat rumor negatif kinerja PGN yang beredar di area bursa saat itu adalah keterlambatan proyek pipa transmisi gas jalur Sumatera Selatan (Sumsel) ke Jawa bagian barat (South Sumatera -West Java/SSWJ) yang dikhawatirkan bakal menurunkan target-target keuangan perseroan yang telah ditetapkannya.Namun yang paling mencemaskan menurut para pialang asing, seperti dikutip dari Dirut BEJ Erry Firmansyah, ada informasi PGN yang tampaknya tidak disampaikan secara penuh kepada publik. Misalnya, tidak ada informasi mengenai 'delay' (penundaan) proyek komersialisasi gas tersebut yang sebetulnya penting dalam asas "full disclosure" (keterbukaan penuh) untuk perusahaan publik (terbuka/Tbk.).
Bagi otoritas BEJ sendiri, selain melakukan penghentian perdagangan (suspensi) saham yang sudah dilakukannya pada 15 Januari, tetap menuntut keterbukaan informasi kepada perusahaan plat merah itu demi kredibilitas pasar saham. Apalagi selama ini saham PGN ini termasuk daftar saham buruan bagi para investor asing karena proyeksi kinerjanya yang bagus. Dirut PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk
Sutikno dalam keterangan tertulisnya mengeluarkan bantahan atas rumor bahwa PGN telah melakukan manipulasi laporan keuangan perusahaan tahun 2005."Laporan keuangan PGN disusun sesuai standar yang dikeluarkan IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) dan peraturan Bapepam tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik," katanya.Sutikno mengatakan, laporan keuangan PGN tahun 2005 telah diaudit auditor independen yang ditunjuk RUPS dan diterima serta disetujui RUPS pada tanggal 8 Juni 2006.
Pada kesempatan itu, PGN juga membantah keterlambatan penyelesaian proyek SSWJ dikarenakan bersamaan dengan waktu pelaksanaan divestasi saham PGN milik pemerintah pada Desember tahun lalu. Adapun penundaan komersialisasi proyek pipa gas dari Sumatera Selatan ke Jawa Barat (SSWJ) itu diakui manajemen PGN memang terjadi yang semula dijadwalkan pada akhir Desember 2006 diundur sampai akhir Maret 2007. Penundaan itu memang mengharuskan PGN Tbk merevisi proyeksi volume penjualan gas pada 2007 dari semula sebesar 787 juta kaki kubik menjadi 555 juta kaki kubik per hari. Namun proyeksi volume penjualan 2007 (yang telah direvisi tersebut), kata Direktur Keuangan PGN, Djoko Pramono, tetap naik yakni sekitar 64 persen dibandingkan 2006 sekitar 338 juta kaki kubik per hari.
Pengelolaan perusahaan yang baik dapat meningkatkan keuntungan dan dapat mengurangi tingkat resiko kerugian perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa depan. Perusahaan sebagai entitas ekonomi biasanya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dalam jangka pendek perusahaan bertujuan memperoleh laba secara maksimal. Sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan yang berkaitan dengan harga saham. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan yang tinggi akan memiliki dampak kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pe megang saham menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut.
Nilai suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila tata kelola perusahaan itu baik, untuk mendapatkan pengelolaan yang baik maka perusahaan itu harus menerapkan Corporate Governance. Corporate Governance merupakan proses dan stuktur yang mengatur dan mengendalikan perusahaan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya guna untuk keberhasilan usaha dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham.
Tujuan dari Corporate Governance yaitu dapat menciptakan nilai tambah untuk semua pihak yg mempunyai kepentingan. Adapun manfaat dari Corporate Governance diantaranya meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat member kepercayaan kepada investor yang akan menanamkan modalnya tersebut serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan seperti pelayanan kepada stakeholders. Dengan demikian penerapan Corporate Governance dapat dipercaya meningkatkan nilai perusahaan.
Adapun bentuk tanggung jawab perusahaan untuk memperbaiki masalah sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan, oleh sebab itu CSR sangat berperan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan harus menganggap CSR sebagai strategi jangka panjang yang menguntungkan, bukan sebagai aktivitas yang merugikan. Selain itu, bahwa pengungkapan CSR dapat digunakan sebagai alat manajerial untuk menghindari masalah social dan lingkungan.
Sembiring mendapatkan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan aktivitas CSR apabila tingkat profitabilitas perusahaan tersebut semakin tinggi. Secara teoritis, semakin banyaknya aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi positif kepada perusahaan yang melakukan CSR yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Investor mengapresiasi praktik CSR dan melihat aktivitas CSR sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan investasi, banyak investor yang cukup memperhatikan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan.