Keberadaan jiwa seseorang akan dapat diketahui melalui sikap, perilaku atau penampilannya yang dengan fenomena itu seseorang dapat dinilai atau ditafsirkan bahwa kondisi kejiwaan atau rohaniyah dalam keadaan baik, sehat dan benar atau tidak.
Menurut Dr Kartini Kartono gangguan psikologis / kejiwaan adalah ketidakmampuan individu dalam menghadapi realitas, yang membuahkan banyak konflik mental pada dirinya. Biasanya penderita yang tidak sehat mentalnya adalah individu yang tidak mampu atau sengaja tidak mau memikul tanggung jawab kedewasaan.
Akibat-akibat buruk yang akan ditimbulkan oleh sikap, sifat dan perilaku yang tidak sehat secara psikologis dalam perspektif Islam adalah padamnya dan lenyapnya “Nur Ilahiyah” yang menghidupkan kecerdasan-kecerdasan hakiki dari dalam diri seorang hamba, sehingga ia sangat sulit melakukan adaptasi, baik dengan lingkungan vertikalnya maupun lingkungan horisontalnya.
Indikasi-indikasi yang menandakan telah kehilangnya Nur Ilahiyah yang menerangi kecerdasan-kecerdasan hakiki yang fitrah itu antara lain.
a. Jiwa kehilangan power dan energi untuk mendorong melakukan perbuatan, tindakan dan perjuangan dalam rangka menegakkan sikap, perilaku dan potensi ketenangan kedamaian dan sopan santun. Firman
Allah dalam surat Asy- syam 9 – 10 : Artinya : Sesungguhnya telah beruntunglah bagi siapa saja yang telah mensucikan jiwanya dan sesungguhnya telah merugilah bagi siapa saja yang mengotorinya.
b. Akal fikiran telah kehilangan power dan energi untuk merenungkan, memikirkan dan menganalisa rahasia ayat-ayat Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur’an maupun yang tertulis diseluruh alam semesta
c. Qalbu (hati yang lembut) telah kehilangan power dan energi untuk menanggap dan menerima hidayah, irsyad, firasat dan ilham, bahkan ia tidak dapat menampakkan ayat-ayat dan rahasia ketuhanan secara kesysyaf (penyingkapan alam gaib)
d. Inderawi kehilangan power dan energi untuk menangkap obyek dan hakekat lahiriyah ayat-ayat Allah, hakikat fenomena dan peristiwa yang berada terjadi di lingkungannya
e. Jasad kehilangan power dan energi untuk tegak berdiri kokoh dalam mengaplikasikan perbaikan, kebenaran kemanfaatan dan keselamatan yang hakiki, akan tetapi justru jasad sangat kokoh dan kuat jika berdiri dalam melakukan aktifitas perusahaan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya.
Sedangkan menurut analisis Dzunnun Al – Mishri mengemukakan berbagai sebab ketidak sempurnakan identitas kepribadian seseorang dan penyebab kerusakan jiwanya. Dzunnun al mishri berkata “ada enam yang mengembuskan kerusakan pada jiwa manusia. Pertama, lemah niat untuk beramal keakuratan. Kedua, menggadaikan badan untuk syahwat. Ketiga, angan-angan yang muluk-muluk padahal ajal telah dekat waktunya. Keempat, mengutamakan ridha makhluk dari pada ridha khaliq. Kelima, mengikuti hawa nafsu dan mengempaskan sunnah Nabi SAW. Keenam, menjadikan sedikit kekeliruan ulama dulu (salaf) sebagai hujah untuk dirinya dan mengubur (menyembunyikan) perilaku baik mereka yang begitu banyak.
Penyebab Gangguan Psikologis
Manusia modern yang lebih maju dari masyarakat tradisional idealnya mampu berpikir logis dan mampu menggunakan berbagai tehnologi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasannya manusia modern semestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dari pada kemajuan berpikir dan tehnologi yang dicapai. Akibat dari ketidakseimbangan ini, mereka sangat mudah terserang gangguan-gangguan kejiwaan seperti :
a. Keterasingan (alienasi)
Manusia modern tidak jarang mengalami keterasingan terhadap dirinya sendiri. Mereka sering kali tidak mampu memahami pribadi dan keinginan hidupnya sendiri. Hal ini disebabkan karena 1) Perubahan sosial yang berlangsung cepat, 2) Hubungan antar manusia sudah menjadi gersang, 3) Lembaga tradisional sudah berubah menjadi lembaga rasional, 4) Masyarakat yang homogen sudah berubah menjadi heterogen dan, 5) Stabilitas sosial berubah menjadi mobilitas sosial.
b. Stress
Stress adalah reaksi atau tanggapan tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan (melampaui kemampuan seseorang) disebut distress. Stess dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari. Masalahnya adalah bagaimana manusia hidup dengan stess tanpa distress. Setiap keadaan atau peristiwa yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa harus mengadakan adaptasi, maka inilah yang biasa disebut stressor psikososial (sumber stres). Pada umumnya jenis stressor psikososial adalah :
1) Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perceraian dan sebagainya. Stressor ini dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi dan kecemasan.
2) Problem orang tua
Problem yang dihadapi orang tua tidak memiliki anak, kenakalan anak dan masalah keluarga yang lain dapat menjadi sumber stress bagi seseorang.
3) Hubungan interpersonal
Hubungan ini bisa menjadi stesor jika terjadi konflik antar pihak
4) Pekerjaan
Pekerjaan yang terlalu banyak sampai kehilangan pekerjaan dapat membuat seseorang terkena stres.
5) Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan yang buruk dapat berpengaruh besar bagi kesehatan dan kepribadian seseorang. Lingkungan hidup bisa menjadi stesor berat bagi masyarakat desa yang berurbanisasi, karena belum memiliki kesiapan mental untuk menghadapi godaan-godaan dan kesulitan-kesulitan hidup di kota, sehingga mereka mudah mengalami ketegangan jiwa”.
6) Keuangan
Kondisi ekonomi yang tidak sehat seperti banyak hutang dan kebangkrutan usaha dapat menjadi pemicu seseorang terkena stres.
7) Hukum
Stres dapat disebabkan karena terbentur pada standar-standar dan norma-norma sosial tertentu, sehingga orang bisa merasa tertekan dengan keadaan tersebut.
8) Perkembangan
Perkembangan fisik maupun mental seseorang pada masa remaja, dewasa dan usia lanjut dapat menyebabkan depresi dan kecemasan seseorang, terutama bagi mereka yang memasuki usia lanjut.
9) Penyakit fisik
Stres juga timbul akibat penyakit fisik seperti kanker, jantung dan cacat akibat kecelakaan.
10) Faktor keuangan
Keluarga memberikan pengaruh besar pada kepribadian dan kesehatan seseorang, sehingga apabila kondisi keluarga tidak harmonis, maka dapat menyebabkan stres bagi individu.
c. Depresi
Depresi adalah bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan :
1) Perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun dan tidak semangat
2) Perasaan berdosa, bersalah dan penyesalan
3) Konsentrasi dan daya ingat menurun
4) Nafsu makan dan berat badan menurun
5) Gangguan tidur (insomania atau hipersomania) dan mimpi-mimpi buruk
6) Hilangnya minat semangat, kreativitas dan produktivitas menurun
7) Pikiran – pikiran kematian dan bunuh diri
Salah satu jenis depresi yang sering dialami seseorang adalah Post Power Syndrome (Sindrom Purna Kuasa). Dunia modern yang penuh persaingan hidup menuntut manusia untuk bekerja keras, karena selain mendapatkan ganjaran materiil berupa uang dan fasilitas lainnya bekerja juga memberikan penghargaan, status sosial dan prestise yang sangat berarti bagi kehidupan seseorang. Kebiasaan menikmati kesenangan tersebut menyebabkan orang mudah terkena depresi bila kehilangan sesuatu yang dimiliki dan menyebabkan ketidakseimbangan mental emosional.
d. Frustasi
Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Hasil yang dicapai tidak pernah disyukurinya dan apabila mereka gagal, mudah putus asa dan kehilangan pegangan. Salah satu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami halangan dalam usahanya untuk mencapai tujuan, maka frustasi dapat mengakibatkan berbagai bentuk tingkah laku aktif. Misalnya, seseorang dapat mengamuk dan menghancurkan orang lain, merusak barang atau menyebabkan disorganisasi pada struktur kepribadian sendiri. Namun sebaliknya frustasi dapat memunculkan satu perjuangan dan usaha baru yang menguntungkan kehidupan batin seseorang.
Manusia modern yang telah kehilangan makna hidup dan pegangan hidupnya, akan cenderung melampiaskan kekecewaan dalam reaksi negatif. Reaksi-reaksi frustasi negatif yang merupakan upaya pembelaan diri yang negatif antara lain :
1) Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap dan melakukan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar. Kemarahan-kemarahan semacam ini pasti mengganggu fungsi intelegensi, sehingga harga diri orang tersebut bisa merosot akibat tingkah laku agresif berlebihan tadi.
2) Rasionalisasi adalah proses pembenaran kelakuan sendiri dengan mengemukakan alasan yang masuk akal atau yang bisa diterima secara sosial untuk menggantikan alasan yang sesungguhnya. Dia menganggap dirinya paling benar dan menganggap orang lain biang keladi kegagalan yang dialami
3) Narsism adalah cinta diri yang ekstrim, paham menganggap diri sangat superior dan penting, sehingga ia tidak perlu mengetahui dan memikirkan orang lain
4) Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar. Keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasinya sendiri. Individu yang bersangkutan merasa dirinya makhluk paling baik dna menganggap orang lain buruk, munafik, palsu dan patut dicurigai.
e. Kecemasan
Stres, kecemasan dan depresi mempunyai hubungan serta. Seseorang yang mengalami stres dapat diartikan orang itu memperlihatkan keluhan-keluhan fisik, depresi dan kecemasan. Sementara depresi murni jarang terjadi, tetapi selalu diikuti dengan komponen kecemasan yang menyertainya.
1) Takut khawatir
2) Firasat buruk
3) Takut akan pikirannya sendiri
4) Mudah tersinggung
5) Tegang, tidak bisa istirahat dengan tenang
6) Gelisah, mudah terkejut
7) Gangguan tidur dengan mimpi-mimpi yang menegangkan
8) Gangguan konsentrasi dna daya ingat
9) Jantung berdebar-debar, dada sesak, nafas pendek
10) Gangguan pencernaan
11) Nyeri otot, pegal linu, kaku, perasaan seperti ditusuk – tusuk, dan badan panas dingin
12) Gangguan seksual
Perasaan cemas yang diderita manusia modern, bersumber dari hilangnya makna hidup (the meaning of life) yang merupakan motivasi utama dalam menjalani hidup ini. Kecenderungan kehidupan yang dijalani berdasarkan tuntutan orang lain (trend), bukan dari diri sendiri. Kehidupan yang demikian menjadikan seseorang dilanda kecemasan karena ada konflik dalam diri. Kecemasan menurut Freud berkembang dari konflik antara id, ego dan super ego yang memaksa seseorang melakukan sesuatu. Feud membagi kecemasan dalam tiga bentuk, yaitu kecemasan realita, kecemasan neurotik dna kecemasan moral. Kecemasan realitas adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar. Kecemasan neurotik adalah rasa takut jika insting akan ke luar dari jalur dan menyebabkan perbuatan yang melanggar hukum. Sementara kecemasan modal adalah perasaan takut terhadap hati nuraninya sendiri yang menyebabkan seseorang merasa bersalah jika bertentangan dengan kode moral.
Menurut el Taftazani Kecemasan yang melanda seseorang disebabkan karena tiga faktor yaitu : a) Hilangnya keimanan, b). menyembah Tuhan selain Allah dan c). Penyimpangan dari nilai-nilai moral.
f. Neurosis
Kehidupan modern yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang transportasi komunikasi juga arus urbanisasi mengakibatkan disintegrasi personal yang lebih parah dari sekedar stres, depresi, tetapi neurosis-neurosis adalah bentuk gangguan fungsional pada sistem syaraf, mencakup pola disintegrasi sebagian kepribadian.
Berkurangnya kontak antara pribadi dan lingkungan sekitarnya. Gangguan ini ditandai dengan :
1) Penglihatan diri yang tidak lengkap terhadap kesulitan pribadi
2) Memendam banyak konflik
3) Reaksi-reaksi kecemasan
4) Lemahnya sebagian dari struktur kepribadian
5) Sering dihinggapi fobia, gangguan pencernaan dan tingkah laku obsesif – kompulsif.
Sebab-sebab neurosis selain dari faktor internal adalah pribadi yang sangat stabil, tidak imbang dan kemauannya sangat lemah. Serta frustasi dan konflik-konflik emosional. Gangguan-gangguan ini juga disebabkan karena tekanan-tekanan sosial yang berat dan tekanan kultural yang sangat kuat yang menimbulkan kecemasan dan ketegangan dalam batin yang kronis.
g. Psikosis
Cultural lag yaitu kegagalan lembaga-lembaga sosial mengejar perkembangan budaya ilmu dan budaya materiil, sehingga ada ketidakcocokan antara budaya materiil dengan budaya spiritual, sosial dan ekonomi pada hidup manusia di era modern ini. Bukanlah hal mustahil jika seseorang mengalami gangguan mental yang lebih parah. Psikosis merupakan gangguan mental parah yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian, maladjusment sosial yang berat, orangnya tidak mampu mengadakan relasi sosial dengan dunia luar dna terdapat gangguan pada karakter dan fungsi intelektual. Seseorang yang menderita psikosis sering mengalami ketakutan hebat, mengamuk dan juga melakukan usaha-usaha bunuh diri. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebut penderita psikosis ini sebagai orang gila.
h. Degradasi Moral
Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materlalistic sebagaimana telah disebutkan di atas, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi, maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Beberapa dampak negatif dari kehadiran IPTEK yang berwatak tak bermoral serta pola hidup materialistic inilah nampaknya bukan masalah baru lagi dan harus dicari solusinya.