Perubahan-perubahan yang berlangsung cepat di negeri kita akhir-akhir ini, diiringi dengan berbagai macam krisis yang kadang-kadang mencemaskan. Salah satu yang mencemaskan tersebut adalah maraknya kejahatan, baik yang bersifat violence (kekerasan) maupun non-violence (tanpa kekerasan). Media massa tidak pernah sepi memberitakan peristiwa-peristiwa kejahatan yang terjadi hampir merata di seluruh tanah air. Kata kunci yang menjelaskan fenomena belakangan ini adalah perubahan. Perubahan merupakan cermin nyata kehidupan masyarakat. Kondisi kehidupan ini tidak selalu menunjukkan sisi positif. Ada pula tampilan sisi negatif, yang kadang-kadang tampilan ini lebih menonjol diandingkan sisi positifnya. Ketika perubahan di berbagai aspek kehidupan masyarakat lebih mengarah dan membuka peluang terjadinya tindak kejahatan, maka potret kehidupan masyarakat akan lebih menampakkan sisi negatifnya. Ada perubahan yang terjadi secara lambat maupun cepat yang dapat menghadirkan suasana harmonis dan disharmonisasi, tergantung bagaimana muatan pengaruh yang ditawarkan dan dipaksakan mempengaruhi atau menjebak pola pikir, pola hidup, dan model interaksi sosial, kultural, ekonomi, hukum, dan politik yang dibangunnya. Kemauan dan nafsu yang menjadi potensi di dalam diri manusia berperan menjadi penentu atas terjadi dan meledaknya perilaku yang mendatangkan kebaikan antar sesama manusia atau sebaliknya aspek kerugian.
Menurut Syariffudin Pettanasse Sebab-sebab kejahatan itu dapat dicari dari dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Sebab –sebab yang datang dari dalam si pelaku kejahatan ( sebab-sebab intern).
2. Sebab –sebab yang datang atau pengaruh dari luar si pelaku kejahatan ( sebab-sebab Ekstern).
a. Sebab-sebab yang datang dari dalam si pelaku kejahatan ( sebab-sebab intern)
Dapat disebabkan karena berbagai faktor antara lain :
1. Hipotesa Atavisme
Menurut teori ini, sebab-sebab terjadinya kejahatan adalah karena sudah ada sejak lahir. Mendaparkan kembali sifat yang dimiliki oleh nenek moyangnya yang terdekat untuk melakukan kejahatan, maka menurut teori ini sebab-sebab kejahatan karena ia dilahirkan untuk berbuat jahat.
2. Heredity ( Keturunan )
Menurut teori ini sebab-sebab kejahatan itu karen keturunan. Teori ini mengindentikkan kejahatan itu dengan watak seseorang itu mewarisi apa yang ada pada orang tuanya atau keturunannya, maka berdasarkan pendapat ini dapat ditarik kesimpulan nahwa anak dari pencuri akan menjadi pencuri. Pendapat seperti ini sekarang kurang dianut sebab banyak faktor yang mengakibatkan kejahatan itu. Dan kenyataannya ada anak seorng pencuri setelah dewasa tidak melakukan pekerjaan mencuri bahkan menjadi orang baik-baik dan terpelajar.
3. Bodily Psichology.
Teori ini mengatakan, sebab –sebab kejahatan karena body ( fisik ) seseorang sehingga ia berbuat jahat atau yang memaksa seseorang untuk berbuat jahat. Contoh : Orang yang berbadan besar, kuat dan merasa lebih dari orang lain, maka ia sering melakukan kejahatan.
4. Belum Dewasa
Dari sini diketahui bahwa sebab-sebab kejahatan karena umur seseorang masih terlalu muda atau sudah terlalu tua, sehingga mereka tidak dapat menggunakan akal perasaannya dengan sempurna, tidak dapat membedakan mana hal yang benar mana yang salah serta mana perbuatan yang diperbolehkan dan mana yang dilarang. Dari alasan ini maka timbul hal-hal yang mendorong ia melakukan kejahatan.
Contoh :
a).Anak yang masih berumur 4 tahun membawa batu lalu melempar kawannya sehingga luka parah.
b).Orang yang sudah tua atau pikun, karena sudah tidak dapat menggunakan akal sehatnya dapat berbuat kejahatan.
5 .Sex Crime
Sebab-sebab kejahatan karena tidak tersalurnya isi kelenjar sex. Hal ini terjadi karena kelenjar sex berproduksi terus menerus, tidak dapat disalurkan dengan jalan semestinya sehinngga menimbulkan desakan dan keinginan untuk menyalurkannya, jika keinginan sedemikian kuatnya dan apabila yang bersangkutan tidak dapat menggunakan akal sehat maka ia melakukan kejahatan.
6. Kleptomani
Sebab-sebab kejahatan penyakit yang diderita seseorang. Kleptomani adalah orang yang dihinggapi penyakit yang kegemarannya ( Hobinya ) mengambil barang orang milik orang lain, dan diambilnya barang tersebut bukan bermaksud untuk memiliki akan tetapi lebih banyak cenderung sebagai pemenuhan kepuasan jiwa .
7. Endocrime Gland
Sebab - sebab kejahatan karena tidak tersalurnya kelanjar hormon yang ada pada tubuh manusia. Endo Gland adalah nama dari kelenjar yang ada pada tubuh manusia, yang biasanya disebut dengan kelenjar hormon. Apabila kelenjar ini terganggu ( tidak sehat ) maka orang tersebut akan berbuat kejahatan. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, untuk mencari sebab-sebab kejahatan dari dalam diri si pelaku dapat dipelajari dari :
a). Sifat- sifat umum yang dimiliki seseorang , misalnya karena keadaan fisiknya, umurnya dan sebagianya.
b). Sifat- sifat khusus yang dimiliki sesorang dicari dari faktor psikologi atau dari sudut kejiwaan, yang mendorong dan memaksa seseorang melakukan kejahatan.
b. Sebab –sebab yang datang atau pengaruh dari luar si pelaku kejahatan ( sebab-sebab ekstern).
Sampai saat ini yang paling banyak dipelajari oleh para ahli adalah mencari sebab –sebab kejahatan yang ditimbulkan oleh faktor dari luar diri si pelaku ( faktor extern ) sebab faktor inilah menurut sarjana merupakan faktor yang menetukan dan yang mendominir perbuatan individu ke arah kejahatan. Jika faktor intern dasar penyelidikannya berpangkal mencari sebab-sebab kejahatan dari lingkungan sosial. Sebab-sebab kejahatan dari faktor ekstern dapat dicari dari masalah-masalah sebagai berikut :
1. Waktu Kejahatan
Dimaksudkan adalah untuk menegetahui pada saat mana kejahatan itu banyak dilakukan serta karena tempo waktu yang berkembang maka tindakan penjahat akan mempengaruhi atau di pengaruhi waktu.
2. Tempat Kejahatan
Dimaksudkan adalah bahwa penjahat itu selalumemilih tempat yang mengutungkan misalnya : tempat yang gelap, sunyi, dan jauh dari patroli atau penjagaan polisi.
3.Lingkungan
Dimaksudkan adalah Sebab-sebab kejahatan dari liunkungan di mana individu atau si penjahat itu berada.
Untuk mencari sebab-sebab kejahatan dari lingkungan dapat dilihat dari :
a. Linkungan Rumah Tangga
Lingkungan keluarga atau rumah tangga dapat mempengaruhi terjadinya sebab -sebab kejahatan. Dalam proses sosialisasi seorang anak akan banyakmendapat pengalaman-pengalaman yang membentuk pribadinya dari keluarganya, sehingga seorang anak yang dibesarkan di lingkungan keluaraga yang sering melakukan kejahatan, maka anak tertsebut dikemudian hari akan terpengaruh dan melakukan kejahatan.
Contoh :
1). Pihak keluarga atau orang tua yang selalu memberi contoh atau membiarkan perbuatan yang tidak baik kepada anaknya. Umpamanya : seorang anak yang tinggal di lingkungan keluarga yang sering melakukan kejahatan sex, melacur kemungkinan anak tersebut di kemudian hari akan terpengaruh mengikuti perbuatan tersebut.
2). Kurang adanya pengawasan dari pihak keluarga. Keluarga yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak pernah memperhatikan pendidikan anak, maka anak tersebut akan dapat melakuakan kejahatan.
3). Kareana keadaan keluarga yang tidak mampu membiayai kehidupannya dapat melahirkan kejahatan.
4. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai andil besar di dalam mendidik dan mengembakan kepribadian seorang anak.
Contoh :
Lingkungan sekolah yang sering berkelahi dan melakukan kejahatan maka orang berada di dalam lingkungna tersebut akan terpengaruh.
5. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi terhadap pendidikan dan perkembangan seseorang. Lingkungan masyarakat dapat menciptakan sebab-sebab terjadinya kejahatan.
Contoh :
Seorang anak yang sederhana, bergaul dengan anak lain yang tinggal di liongkungan orang- orang yang suka minum minuman keras maka lama-kelamaan anak tersebut akan terpengaruh.
a. Faktor Ekonomi
Menganalisa sebab –sebab kejahatan dan menghubungkan faktor- faktor ekonomi, masih populer sampai saat ini. Hampir setiap berita acara yang dibuat oleh polisi dari hasil pemeriksaan para pelaku kejahatan selalu membuat kesimpulan bahwa seseorang melakukan kejahatan disebabkan karena desakan atau keadaan ekonomi
Contoh :
Seorang ibu yang tertangkap karena mengutil di sebuah toko pakaian, hasil pemeriksaan juga menyimpulkan wanita itumelakukan pekerjaan itu karena keadaan ekonomi.Dari berbagai penelitian yang dilakukan di atas, maka para ahli kriminologi menyimpulkan sebagai berikut :
1). Di dalam mencari sebab-sebab kejahatan faktor ekonomi tidak diinterpretasikan faktor kemiskinan saja, akan tetapi harus diperhitungkan struktur masyarakat yang bersangkutan. Orang kaya pun juga bisa melakukan kejahatan. Kadang-kadang mereka yang kaya merasa kurang puas dengan kekayaanya dan berusaha meningkatkan kekayaannya melalui kejahatan.
2). Oleh karena itu baik kemiskinan maupun kekayaan dapat menjurus kepada kejahatan
b. Faktor sosial
Bahwa kejahatan itu adalah dipengaruhi tingkah laku yang menyimpang yang diakibatkan ketidak mampuan anggota masyarakat untuk mengikuti sistem nilai dan norma-norma dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dalam sistem sosial di suatu masyarakat.
Kejahtan merupakan persoalan yang dialami manusia dari waktu ke waktu. Mengapa kejahtan terjadi dan bagaimana memberantasnya, merupakan persoalan yang tiada hentinya diperdebatkan. Kejahatan merupakan masalah manusia. Oleh karena itu dimana ada manusia disana pasti ada kejahatan.
Banyak sarjana untuk menemukan dan menerangkan causa kejahatan. Usaha untuk menerangkan causa kejahatan tersebut berkembang. Berdasarkan kenyataan, sebab-sebab kejahatan apabila dihubungkan dengan mazhab-mazhab kriminologi bahwa timbulnya kejahatan adalah hasil dari keadaan fisik, individu, dan sosial. Pada suatu unsur individulah yang tetap paling penting, sedangkan keadaan sosial memberi bentuk pada kejahatan, tetapi ini berasal dari bakat yang dimiliki dari sudut biologis, organis, dan psikis. Seseorang melakukan kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor yang ada di sekitarnya. Bahwa setiap kejahatan adalah hasil perpaduan dari faktor-faktor yang ada dan timbul dari dalam diri individu. Bahwa seseorang melakukan kejahatan ( perbuatan jahat ) atas dasar kesenagan dan kesukaran-kesukaran yang dirasakan di dalam hidupnya.