Pembinaan akhlak menuntut usaha sungguh-sungguh agar dapat dipahami oleh anak asuh dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Untuk bisa menerapkan akhlak baik tentu dibutuhkan keteladaan akhlak terhadap Rasullulah. Pembinaan akhlak dapat dilakukan dengan memberikan pengertian bahwa akhlak itu dapat menjadi pengontrol sekaligus alat penilaian terhadap kesempurnaan keimanan seseorang. Kesempurnaan iman dapat dilihat dari perilaku akhlak yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketinggian iman seseorang dapat dilihat dari ketinggian moral dan akhlaknya di tengah-tengah masyarakat.
Metode yang dapat digunakan dalam pembinaan akhlak antara lain :
a. Metode Uswah(teladan)
Teladan adalah sesuatu yang pantas untuk diikuti, karena mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Manusia teladanyang harus dicontoh dan diteladani adalah Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Ahzabayat 21 : “Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah itu, teladan yang baik bagimu.”
Sikap dan perilaku yang harus dicontoh, adalah sikap dan perilaku Rasulullah SAW, karena sudah teruji dan diakui olehAllah SWT. Aplikasi metode teladan, diantaranya adalah, tidak menjelek-jelekkan seseorang, menghormati orang lain, membantu orang yang membutuhkan pertolongan, berpakaian yang sopan, tidak berbohong, tidak mengingkari janji, membersihkan lingkungan, dan sebagainya. Orang yang diteladani, harus berusaha berprestasi dalam bidang tugasnya.
b. Metode Ta’widiyah (pembiasaan)
Pembiasaan asal katanya adalah biasa. Biasa artinyalazim atau umum, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan pribadi dapat dibentuk dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Salahsatu cara yang dapat dilakukan, adalah melalui kebiasaan yang baik. Oleh karena itu, kebiasaan yang baik dapat menempa pribadi yang berakhlak mulia.
Aplikasi metode pembiasaan tersebut, diantaranya adalah, terbiasa dalam keadaan berwudhu’, terbiasa tidur tidak terlalu malam dan bangun tidak kesiangan, terbiasa membaca al-Qur’an dan Asmaul-Husna shalat berjamaah di masjid dan mushalla, terbiasa makan dengan tangan kanan dan lain-lain. Pembiasaan yang baik adalah metode yang tepat untuk meningkatkan akhlak anak asuh.
|
Pembinaan Akhlak |
c. Metode Mauidzah(nasehat)
Kata mauidahyang berarti nasehat yang terpuji, memotivasi untuk melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.Aplikasi metode nasehat, diantaranya adalah, nasehat dengan argumen logika, nasehat tentang keuniversalan Islam, nasehat dari aspek hukum, nasehat tentang amar ma’ruf nahi mungkar, nasehat tentang amal ibadah dan lain-lain. Namun yang paling terpenting, pemberi nasehat mengamalkan terlebih dahulu apa yang dinasehatkan tersebut, kalau tidak demikian, maka nasehat hanya akan menjadi lips-service.
d. Metode Qissas (ceritera)
Qissas adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran, dengan menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Ceritera yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis merupakan metode pendidikan yang sangat penting, alasannya, ceritera dalam al-Qur’an dan Hadis, selalu memikat, menyentuh perasaan dan mendidik perasaan keimanan, contoh, surah Yusuf, surah Bani Israil dan lain-lain.
Aplikasi metode ini, diantaranya adalah, memperdengarkan casset,video dan ceritera-ceritera tertulis atau bergambar. Pembina harus membuka kesempatan bagi anak asuh untuk bertanya, setelah itu menjelaskan tentang hikmah dalam meningkatkan akhlak mulia.
e. Metode Amsal (perumpamaan)
Metode perumpamaan adalah metode yang banyak dipergunakan dalam al-Qur’an dan Hadis untuk mewujudkan akhlak mulia. Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarahayat 17 : “Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api. Disarankan untuk mencari perumpamaan yang baik, karena perumpamaan akan melekat pada pikiran anak dan sulit untuk dilupakan.
Aplikasi metode perumpamaan, diantaranya adalah, materi yang diajarkan bersifat abstrak, membandingkan dua masalah yang sama secara kualitasnya. Dengan perumpamaan diharapkan anak dapat memahami hal-hal yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
f. Metode Sawāb (ganjaran)
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hadiah, diantaranya adalah, memanggil dengan panggilan kesayangan, memberikan pujian, memberikan maaf atas kesalahan mereka, mengeluarkanperkataan yang baik, bermain atau bercanda, menyambutnya dengan ramah, meneleponnya kalau perlu dan lain-lain.
Aplikasi metode ganjaran yang berbentuk hukuman, diantaranya, pandangan yang sinis, memuji orang lain dihadapannya, tidak memperdulikannya, memberikan ancaman yang positif dan berupa hukuman fisik sebagai alternatif terakhir.