Pengertian Framing - Framing merupakan analisis untuk media. Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang artinya realitas dimaknai dan dikonstruksi dengan cara dan makna tertentu. Framing digunakan media untuk menonjolkan atau memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan media. Akibatnya hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.
Produksi berita berhubung dengan bagaimana rutinitas yang terjadi didalam ruang pemberitaan serta yang menentukan bagaimana wartawan didekte, dikontrol untuk memberitakan peristiwa dalam prespektif tertentu. Selain praktik organisasi dan ideologi profesional tersebut, ada satu aspek lain yang sangat penting yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa ditempatkan dalam keseluruhan produksi teks, yakni bagaimanaberita itu dapat bermakna dan berarti bagi khalayak. Stuart Hall (dkk) menyebutkan aspek ini sebagai konstruksi berita.
Aspek kontruksi berhubungan dengan bagaimana wartawan / media menampilkan peristiwa tersebut sehingga relevan bagi khalayak. Asspek ini dilakukan dengan memutuskan item yang dipandang dapat dipahami oleh khalayak. Karena realitas dan peristiwa itu begitu kompleknya dan
acak, ia harus diidentifikasi (diberi nama, dan diidentifikasikan, dan dihubungkan dengan peristiwa lain yang diketahui oleh khalayak) dan ditempatkan dalam konteks sosial tertentu dimana khalayak tersebut berada (seringkali itu dilakukan dengan menempatkan peristiwa dalam kerangka acuan yang familiar dalam khalayak). Semua proses identifikasi dan kontekstualisasi adalah aspek yang penting melalui mana peristiwa yang acak dibuat beraturan, dan bermakna relevan bagi khalayak media.
Sebuah peristiwa menurut Hall (dkk) yang dikutip oleh Eryanto, hanya akan berarti jika ia ditempatkan dalam identifikasi dimana berita tersebut hadir. Jika tidak, berita tersebut tidak akan berat bagi khalayak pembacanya. Peristiwa yang tidak beraturan dibuat menjadi teratur dab berarti, itu artinya wartawan pada dasarnya menempatkan peristiwa kedalam peta makna (maps of meaning). Identifikasi sosial, kategorisasi, dan kontekstualisasi dari peristiwa adalah proses penting dimana peristiwa itu dibuat berarti dan bermakna bagi khalayak. Proses membuat peristiwa agar konstektual bagi khalayak ini adalah proses sosial menempatkanproses kerja jurnalistik dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakatnya. Ia menjadi latar asumsi yang dipahami bersama, yang oleh pemehaman
wartawan dipandang bernilai bagi khalayak melalui peristiwa bukan hanya dipandang berarti tetapi juga dimengerti oleh khalayak. Ia juga menjadi asumsi yang kira-kira bagi wartawan dan bagi khalayak disepakati bersama bagaimana seharusnya dijelaskan dan dipahami.
Aspek terpenting dari latar asumsi adalah proses konsensus yakni memberi makna bagi sebuah perisiwa yang diasumsikan oleh khalayak. Konsensus tersebut menjadi sebuah dasar yang dipakai wartawan dalam melihat peristiwa. Media melihat peristiwa dan persoalan kedalam pengertian umum bersama yang ada dalam masyarakat.
Perangkat Framing
Perangkat framing merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kontruksi sebuah berita, bagaimana berita tersebut dikemas. Perangkat-perangkat ini ditunjukkan atau difungsikan sebuah pengemasan berita yang diinformasikan. Perangkat ini memakai secara strategis kata, kalimat,
lead, hubungan antar kalimat, foto, grafis, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat wacana ini dapat juga menjadi lat bagi peneliti untuk memahami bagaimana media mengemas berita.Dengan adanya
model ini, setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusatide untuk mengungkapkan apa yang akan diinformasikan atau dikemas dalam berita tersebut.
Frame berhubungan dengan makna, bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa yang dapat dilihat dari perangkat tanda yang di munculkan dalam teks, element yang menandakan seseorang mempunyai bentuk yang terstruktur dalam bentuk aturan atau konvensi penulisan sehingga ia dapat menjadi “jendela” melalui makna yang tersirat dalam berita menjadi terlihat. Perangkat apa yang menandakan suatu framing dari berita? Ia secara structural dapat diamati dari pemilihan kata atau symbol yang dibentuk melalui aturan atau konvensi tertentu. Ia berfungsi sebagai perangkat framing karena dapat dikenal dan dialami, dapat dikonseptualisasikan kedalam elemen yang kongkrit suatu wacana yang dapat disusun dan dimanipulasi oleh pembuat berita, dan dapat dikomunikasikan dalam kesadaran komunikasi.
Jadi dengan mengetahui perangkat framing berarti wartawan dapat mengetahui konsep-konsep yang perlu ditonjolkan dalam mengemas berita sehingga berita tersebut berisi informasi yang bagus dan sesuai dengan apa yang terjadi.
Teknik framing
Framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu (wartawan), melainkan juga berhubungan dengan proses proses produksi berita, kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. Bagaimana peristiwa dibingkai, kenapa peristiwa dipahami dalam kerangka tertentu ataubingkai tertentu, tidak bingkai yang lain, bukan semata-mata disebabkan oleh struktur skema wartawan, melainkan juga rutinitas kerja dan institusi media yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
pemaknaan peristiwa. Dalam teknik framing dimedia ini, peneliti mengkaitkan bagaimana pembentukan film dan produksi film sehingga film tersebut dapat dinikmati khalayak.
Menurut Entman framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yakni : pertama, pada identifikasi masalah (problem identification) yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau nilai negatif, kedua, pada identifikasi penyebab masalah (causal interpretation) yaitu
siapa yang dianggap penyebab masalah, ketiga, pada evaluasi moral (moral evaluation) yaitu penilaian atas penyebab masalah, dan keempat, saran penaggulangan masalah (treatment recommendation) yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadang kala memprediksi hasilnya.
ADS HERE !!!