Adapun yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah semua orang yang berusia 14-21 tahun. Karena fase tersebut merupakan masa perkembangan dan masa peralihan atau masa menuju kedewasaan. Dalam perkembangan yang dilewati anak diperlukan bimbingan dalam membentuk sikap keagamaan anak karena tentunya akan banyak sekali pengaruh negatif yang diserap dan tidak terkontrol oleh anak.
Anak-anak yang agresif sering tidak mempunyai banyak keterampilan, baik akademis maupun sosial dalam memperoleh apa yang mereka inginkan melalui cara-cara damai koperatif dan pro sosial.
Anak juga kelihatan agresif apabila mereka menghadapi situasi yang penuh kekangan. Tujuan dari perilaku agresif adalah untuk menguasai suatu situasi, menghadapi suatu rintangan atau halangan yang dihadapi oleh seorang anak. Apabila perilaku agresif itu dihalangi sama akan tersalurkan melalui kata-kata dan pikiran.
Anak yang agresif selalu memiliki kecenderungan untuk menguasai segala keadaan. Ia akan selalu ingin menang sendiri ,ia selalu bertindak dengan berbagai cara untuk memperoleh kekuasaan. Misalnya dengan cara berteriak teriak, memukul, menendang, melempar, segala benda yang sempat dijamah,menggigit atau meludah. tingkah laku anak yang agresif tidaklah selalu diwujudkan secara terbuka sering pula anak betul-betul memiliki seinsyafan bahwa perbuatan pelampiasan agresif sering memperoleh akibat yang tidak menyenangkan dan mengecewakan.
|
Anak Agresif |
Akibat anak yang berperilaku agresif karena kurangnya keterampilan sosial anak serta kurangnya kontrol diri anak untuk mengatur perilakunya. saat seorang anak tidak dapat menemukan kalimat yang tepat untuk mengatasi perasaan agresifnya,anak akan mengalami frustrasi yang kemudian waktu anak tidak dapat lagi menangani berkembangnya kemarahan yang ada dalam diri mereka sehingga timbullah perilaku agresif.
Kesadaran diri dapat membuat anak berpikir secara rasional dan memberikan informasi penting yang akan menyingkirkan suasana hati yang tidak menyenangkan. Dan berpotensi untuk menimbulkan perilaku agresif anak. Semakin tinggi kesadaran diri anak maka akan semakin pandai dalam menangani perilaku negatif dalam dirinya. Kesadaran diri akan mampu menekan dorongan agresif yang dimiliki seorang anak sehingga pada akhirnya anak akan mampu menahan perilaku agresif tersebut. Dan mampu membelokkan dorongan untuk berperilaku agresif tersebut kepada hal-hal positif.
Pengembangan potensi ketuhanan anak dapat dimulai sedini mungkin melalui tanggapan dan bahasa anak. Anak harus dibiasakan untuk mengikuti kegiatan keagamaan serta diiringi dengan contoh dan teladan yang baik. Melihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak ada fenomena yang mengalami gangguan dalam hidupnya seperti yatim piatu atau tidak mampu, yang tidak mendapat kasih sayang yang penuh karena ditinggal ayah ibunya dan anak yang tidak mampu, di sinilah upaya dalam pengembangan kejiwaan bagi anak melalui upaya bimbingan Islam pembentukan sikap beragama yang baik. Upaya bimbingan islam ini sangat perlu dalam membantu anak yatim piatu atau anak tidak mampu dalam perkembangan moral dan religi.
Moral dan religi merupakan hal yang paling penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Di sisi lain tiada moral dan religi ini dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja. Yang dimaksud religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini adalah sebagian dari moral sebab dalam moral sebenarnya diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan suatu perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari agama, oleh karena mengatur juga tingkah laku baik buruk.
ADS HERE !!!